“Saya sangat mendukung studi tapak PLTN di Sebagin, Basel butuh tenaga kelistrikan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat serta infrastruktur pendukung lainnya, selain itu, adapula pemanfaatan tenaga nuklir lainnya untuk mengembang pertanian, perkebunan, perikanan, pendidikan serta kesehatan di Basel, kita harapkan Batan bukan hanya konsentrasi di PLTN saja, tetapi ada sisi pemanfaatan yang bisa diambil dan bekerja sama dengan Pemkab Basel untuk mengembangkan daerah ini,” kata Jamro yang saat ini sedang menjalani pendidikan Lemhanas di Jakarta via ponselnya Senin (15/4/2013).
Pemerhati Sosial dan Budaya Basel, Rusmin Sopian mengungkapkan saat ini dirinya sebagai masyarakat menunggu komitmen Batan untuk segera mengaplikasikan program PLTN guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian yang menjadi visi misi Bupati Basel. Meski begitu, Rusmin mempertanyakan mampunkah Batan dan petani Basel berkolaborasi guna meningkatkan pertanian dan perkebunan Basel.
Rusmin berharap agar Batan segera memberikan bukti agar dapat menjadikan Bangka Selatan menjadi daerah yang berbasis teknologi dalam mengolah pertanian dan perkebunan. “Kita menunggu komitmen Batan mengaplikasikan program PLTNnya, tentu kaitannya dalam pemanfaatan teknologinya dalam pengembangan pertanian dan perkebunan di Basel,” harapnya.
Aktivis Pemuda Toboali, Iskandar SH, melanjutkan, keberadaan PLTN bila ditinjau dari aspek teknologi penggunannya cukup efektif mengingat keterbatasan energi diesel saat yang tak mampu mencukupi kebutuhan listrik masyarakat. Meski begitu, kata Iskandar, harus diingat pula bahwa SDM dan aspek sosial apakah siap dan bisa menerima karena Raperda RTRW tidak mencantumkan kawasan PLTN di Basel. “Memang efektif bila dilihat atas kebutuhan diesel yang tidak mencukupi, tetapi bagaimana dengan kesiapan SDM serta masyarakatnya apakah sudah bisa menerima, RTRW kita juga tidak ada kawasan PLTN,” tukasnya menutupi. (raw)
No comments:
Post a Comment